John Wesley (
28 Jun [
G.L.: 17 Jun]
1703 – 2 Mac 1791) merupakan seorang
paderi,
ahli teologi dam mubaligh dari
Kerajaan England yang menubuhkan suatu gerakan dalam
Gereja England bersama dengan
Charles saudaranya dan
George Whitefield bernama
Metodisme.Wesley menempuh pendidikan di
Charterhouse School dan
Christ Church, Oxford, kemudian pada 1726 terpilih sebagai salah seorang
fellow di
Lincoln College, Oxford, serta
ditahbiskan sebagai seorang imam dua tahun kemudian. Beliau memimpin "
Holy Club", suatu organisasi yang dibentuk untuk tujuan studi dan pencarian akan suatu kehidupan Kristian yang saleh. Organisasi tersebut didirikan oleh Charles saudaranya, dan George Whitefield termasuk di antara para anggotanya. Setelah suatu kegagalan dalam dua tahun karya pelayanannya di
Savannah,
Koloni Georgia, Wesley kembali ke London dan bergabung dengan suatu komunitas religius yang dipimpin oleh kalangan
Kristian Moravia. Pada 24 Mei 1738, beliau mengalami apa yang kelak disebut sebagai konversi
injilinya, ketika beliau merasa "hati[nya] hangat dengan anehnya". Beliau kemudian melepaskan diri dari kalangan Moravia untuk memulakan karya pelayanannya sendiri.Satu langkah penting dalam pengembangan karya khidmat Wesley adalah melakukan perjalanan keliling dan berkhutbah di tempat terbuka, sama seperti yang dilakukan Whitefield. Berbeda dengan Whitefield yang berhaluan
Calvinisme, Wesley merangkul doktrin-doktrin
Arminian yang mendominasi
Gereja England kala itu. Wesley menempuh perjalanan menyusuri Britania Raya dan Irlandia, membantu pembentukan dan pengorganisasian kelompok-kelompok Kristian kecil yang mengembangkan akuntabilitas personal dan intensif,
pemuridan, juga pengajaran religi. Langkahnya yang dianggap paling penting adalah penunjukan para
penginjil keliling yang tidak ditahbiskan untuk melakukan perjalanan keliling dan berkhutbah sebagaimana yang beliau lakukan serta untuk membantu perkembangan kelompok-kelompok tersebut. Di bawah arahan Wesley, kaum Metodis menjadi para pemuka dalam banyak isu sosial masa itu, seperti
reformasi penjara dan
penghapusan perbudakan.Kendati bukan seorang
teolog sistematik, Wesley memperjuangkan gagasan
kesempurnaan Kristian serta menentang paham Calvinisme—dan utamanya beliau menentang doktrin
predestinasi Calvinis. Beliau berpendapat bahawa dalam kehidupan ini umat Kristian dapat mencapai suatu keadaan sempurna, ketika
kasih Tuhan "meraja di dalam hati mereka", memberi mereka kekudusan yang tampak dari luar.Paham injilinya, yang didasarkan secara kukuh pada teologi
sakramental, mempertahankan ajaran bahawa
sarana rahmat atau kasih kurnia adalah cara yang digunakan Tuhan untuk
menguduskan dan mentransformasi umat, menggerakkan orang untuk mengalami
Yesus Kristus secara pribadi.Sepanjang hidupnya Wesley tetap berada dalam Gereja England, satu-satunya gereja resmi di England ketika itu, menegaskan bahawa gerakan Metodis berpadu dengan baik di dalam tradisinya.
[1] Dalam karya khidmat awalnya, Wesley dilarang berkhutbah di banyak paroki dalam Gereja England dan kaum Metodis mengalami penganiayaan; kelak beliau menjadi figur yang sangat dihormati, dan pada akhir hidupnya beliau telah dideskripsikan sebagai "orang yang paling dicintai di England".
[2] Pada 2002, beliau ditempatkan pada nomor 50 dalam
100 Greatest Britons, berdasarkan suatu jajak pendapat yang dilangsungkan
BBC.
[3]